Postingan

Menyadari tingkat pertumbuhan jangka pendek

Gambar
Oleh Akbar Suwardi ( Ekonom Perbankan ) Mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan sebuah kebutuhan bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Tingginya pertumbuhan ekonomi merupakan refleksi dari tingginya aktivitas ekonomi, seperti investasi, konsumsi, pengeluaran pemerintah, produksi, dan lainnya. Tingginya aktivitas ekonomi dapat menyerap lapangan kerja yang besar sehingga mengurangi pengangguran dan menyerap tenaga kerja yang baru masuk. Kesenjangan sosial dapat ditekan sehingga terwujud kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.     Sebuah negara tidak selamanya dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi atau keadaan ekspansi. Karena siklus perekonomian ada masa ekspansi, penurunan, krisis, dan pemulihan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia, pada tahun 2010-2012 mencetak pertumbuhan rata-rata diatas 5,8%, namun semenjak tahun 2014 hanya bisa tumbuh sekitar 4,9%. Hal tersebut dinilai wajar mengingat terdapat t...

Obligasi: Tetap optimistis di tengah tekanan

Gambar
Oleh Akbar Suwardi ( Ekonom Perbankan ) Dengan penurunan BI-rate dan terkendalinya tingkat inflasi, yield (imbal hasil) obligasi di Indonesia ikut menurun di awal tahun. Berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), penurunan yield obligasi pemerintah untuk tenor 10 tahun di akhir bulan April sebesar 12,8% (ytd) dari 8,93% menjadi 7,71%. Penurunan yield tersebut otomatis akan meningkatkan harga dari obligasi sehingga dapat dikatakan pasar obligasi Indonesia di awal tahun   bullish . Namun, kondisi bullish tersebut tidak dilanjutkan di bulan Mei. Banyak sentimen negatif yang menyebabkan kondisi itu. Sentimen dari domestik dimulai pada awal Mei, yakni pengumuman tingkat pertumbuhan ekonomi kuartal I-2016 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2016 hanya sebesar 4,92% atau berada di bawah ekspektasi sebesar 5,05%. Kondisi itu menekan pasar obligasi Indonesia, tercatat yield obligasi 10 tahun pemerintah sempat naik hingga seki...

Menanti Investasi Berkualitas Tinggi

Gambar
Oleh Akbar Suwardi ( Ekonom Perbankan )   Meskipun tidak setinggi yang diperkirakan oleh pemerintah dan otoritas sebesar 5,30%, tingkat pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2016 yang tercatat sebesar 4,92% sudah bagus. Lebih rendahnya realisasi tingkat pertumbuhan ekonomi daripada yang diperkirakan pemerintah otomatis membuat para investor sedikit kecewa sehingga men- discount beberapa indeks yang sebelumnya tercatat menguat. Alhasil nilai IHSG, nilai tukar, dan harga investasi pada pertengahan Mei sedikit mengalami pelemahan. Pertumbuhan kuartal I 2016 memang lebih rendah bila dibandingkan dengan kuartal IV 2015 (5,04%), namun pertumbuhan tersebut jauh lebih baik dari kuartal I tahun 2015 yang sebesar 4,74%. Disamping itu, dibandingkan dengan negara ASEAN, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih relatif lebih baik.

Mencermati Efektivitas Kebijakan Single Digit

Gambar
Oleh Akbar Suwardi ( Ekonom Perbankan )   Dari akhir tahun 2015, pemerintah berkeinginan untuk membuat Net Interest Margin (NIM) dan suku bunga perbankan Indonesia dapat diturunkan. Untuk NIM ingin dibawah 3% dan suku bunga di bawah 10% atau single digit. Hal tersebut dikarenakan pemerintah menilai bahwa kondisi perbankan Indonesia saat ini belum efisien dalam proses bisnisnya sehingga dinilai akan sulit untuk bersaing di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Perbankan di tahun 2020. Melihat dari sudut pandang pemerintah, salah satu faktor yang dapat membuat perbankan lebih efisien adalah membuat suku bunga pinjaman dan simpanan yang lebih kompetitif atau single digit . Diharapkan, dengan penurunan suku bunga pinjaman maka biaya pinjaman juga turun sehingga akan meningkatkan ekspansi kredit dan menurunkan Non Performing Loan (NPL) karena berkurangan besarnya cicilan kredit.   Diharapkan pula, kondisi tersebut akan meningkatkan efisiensi perbankan dan mendorong pertumb...

INDONESIA SEEN POSTING $360MN DEFICIT IN JANUARY

Gambar
Sumber: Koran Kontan  JAKARTA: Indonesia is expected to post a trade deficit for the third month running in January, with both exports and imports likely to fall further, a Reuters poll of 11 economists showed on Friday. The median estimate was for a deficit of about $360 million in January, widening from December's $230 million deficit.

Indonesia's Q3 FDI Shows Slowdown in Dollar Terms as Economy Wobbles

Gambar
Jakarta . Foreign direct investment (FDI) into Indonesia rose in the third quarter in rupiah terms, but the dollar-equivalent FDIs slowed as the economy struggled under the weight of slumping commodity prices, red tape and faltering investor confidence. The Investment Coordinating Board (BKPM) on Thursday said Southeast Asia's largest economy attracted Rp 92.5 trillion ($6.85 billion) in investment over the July-September period, up 18.1 percent from a year ago.  

Mencermati Dampak Penurunan Inflasi

Gambar
Oleh Akbar Suwardi ( Ekonom Perbankan )   Dalam kondisi normal, bulan yang terdapat perayaan Hari Raya Idul Fitri merupakan penyumbang tingkat inflasi terbesar. Tercatat dari tahun 2008 hingga 2014, pertumbuhan inflasi dari bulan ke bulan (mtm) sekitar 0,7%-1,0%. Begitu juga pada tahun 2015. Bila diperkirakan pertumbuhan inflasi Juli 2015 mtm sekitar 0,7%-0,9%, maka tingkat inflasi Juli 2015 diestimasi akan turun menjadi sekitar 7,01%-7,23% (yoy). Angka tersebut juga dapat menandakan bahwa tingkat inflasi pada bulan Juni 2015 yang sebesar 7,26% (yoy) merupakan yang paling tinggi di   tahun 2015 Selama tidak ada kebijakan yang ekstrem seperti tahun-tahun sebelumnya, penurunan tingkat inflasi akan terus terjadi hingga akhir tahun bahkan diperkirakan tingkat inflasi akan berada di sekitar 3%-4%. Tingkat inflasi tersebut dapat dikatakan rendah setelah dua tahun berturut-turut tingkat inflasi diatas 8%, yaitu pada tahun 2013 (8,06%) dan 2014 (8,36%).