Menyadari tingkat pertumbuhan jangka pendek

Oleh Akbar Suwardi
( Ekonom Perbankan )

Kontan_Pertumbuhan Ekonomi_Akbar Suwardi
Mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan sebuah kebutuhan bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Tingginya pertumbuhan ekonomi merupakan refleksi dari tingginya aktivitas ekonomi, seperti investasi, konsumsi, pengeluaran pemerintah, produksi, dan lainnya. Tingginya aktivitas ekonomi dapat menyerap lapangan kerja yang besar sehingga mengurangi pengangguran dan menyerap tenaga kerja yang baru masuk. Kesenjangan sosial dapat ditekan sehingga terwujud kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. 
  
Sebuah negara tidak selamanya dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi atau keadaan ekspansi. Karena siklus perekonomian ada masa ekspansi, penurunan, krisis, dan pemulihan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia, pada tahun 2010-2012 mencetak pertumbuhan rata-rata diatas 5,8%, namun semenjak tahun 2014 hanya bisa tumbuh sekitar 4,9%. Hal tersebut dinilai wajar mengingat terdapat tekanan baik dari domestik maupun internasional. Sebaliknya, kondisi itu masih lebih apabila dibandingkan dengan negara pengekspor raw material lainnya, seperti Brazil.

Dalam jangka pendek, tingkat pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya sekitar 5,0%. Setidaknya hal tersebut terjadi untuk tahun 2016 dan 2017. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal itu. Pertama, kondisi konsumsi masyarakat yang masih butuh waktu dan stimulus untuk pulih. Tercatat tingkat pertumbuhan konsumsi di kuartal I-2016 sekitar 4,94%. Kondisi tersebut didorong masih lemahnya harga komoditas utama sehingga menekan daya beli dalam negeri. Selain itu, beberapa hal peraturan dari pemerintah yang memiliki tujuan yang baik, seperti pembukaan informasi kartu kredit untuk pajak, terbukti menekan konsumsi masyarakat.

Kedua, investasi yang terealisasi sebagian besar untuk infrastruktur. Investasi di infrastruktur memiliki jeda, setidaknya 2 tahun-3 tahun, untuk memberikan dampak ke sektor riil. Terlebih sebagian besar bahan baku dan bahan modal yang digunakan untuk investasi atau proyek masih dari impor, seperti alat-alat berat, besi, dan teknologi lainnya.

Disamping itu, tingkat pertumbuhan investasi dari tahun 2010 memiliki korelasi yang sangat tinggi terhadap tingkat pertumbuhan impor sebesar 65%. Sebaliknya korelasi terhadap pertumbuhan ekspor sangat terbatas hanya sebesar 23%.

Ketiga, menurunnya nilai total perdagangan Indonesia. Dari Januari-Juni 2016 dibandingkan dengan Januari-Juni 2015, total perdagangan ekspor ditambah impor mengalami penurunan hingga mencapai 11,1%. Total perdagangan mencapai 50% dari Produk Domestik Bruto (PDB) sehingga menurunnya nilai total perdagangan mencerminkan aktivitas sektor riil masih rendah.

Membangun industri
Keempat, rendahnya tingkat pertumbuhan kredit. Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan kredit memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Dengan model ekonomi sederhana didapatkan kesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tumbuh sustainable di atas 5,0% bila tingkat pertumbuhan kredit dapat tercapai di 16%-18%. Dengan melihat tingkat pertumbuhan kredit perbankan pada April 2016 yang hanya sekitar 7,7% atau pada akhir tahun 2016 sekitar 11%, pertumbuhan ekonomi 5,0% dapat katakan sudah bagus.

Untuk mendorong perekonomian jangka pendek dan memaksimalkan manfaat atas infrastruktur yang telah selesai dibangun, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, fokus menjaga daya beli. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjaga harga barang kebutuhan pokok, tarif listrik, bahan bakar minyak, dan lainnya. Selain itu, diperlukan stimulus tambahan yang dapat mendorong konsumsi secara langsung, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau lainnya, yang sifatnya tunai dan dapat untuk digunakan untuk konsumsi.

Kedua, fokus investasi untuk membangun industri. Secara paralel, pemerintah harus dapat memfasilitasi swasta untuk berinvestasi membangun industri, khususnya sektor yang menghasilkan tradable goods, seperti pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, dan industri manufaktur. Selain dapat membantu pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek karena memanfaatkan sumber daya dalam negeri dan waktu pengerjaan yang lebih cepat, pembangunan industri dapat memaksimalkan pemanfaatan infrastruktur yang sudah selesai.       

-00-

http://analisis.kontan.co.id/news/menyadari-tingkat-pertumbuhan-jangka-pendek

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Random Effect Model (REM)

Linear Probability Model (LPM), Logit Model, dan Probit Model (Normit Model) dengan STATA (2011)

Pooled Least Square (PLS)