Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2012

Random Effect Model (REM)

W alaupun FEM atau LSDV mudah untuk diaplikasikan, tidak dapat dipungkiri penerapannya akan menimbulkan konsekuensi ( trade off ) yang mungkin cukup mahal. Penambahan dummy variables ke dalam model dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasan ( degree of freedom ) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi. Menurut Gujarati (2003), jika dummy variables adalah untuk merepresentasikan ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya, maka kita dapat menggunakan disturbance term untuk merepresentasikan ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Hal ini dikenal sebagai model efek acak ( random effect model atau REM ).

Fixed Effect (FEM)

Gujarati (2003) menjelaskan kesulitan terbesar dalam pendekatan metode kuadrat terkecil biasa tersebut adalah asumsi konstanta dan slope dari persamaan regresi yang dianggap konstan baik antar daerah maupun antar waktu yang mungkin tidak beralasan. Satu cara untuk memperhatikan “keunikan” unit cross-section atau unit time-series adalah dengan memasukkan variabel boneka ( dummy variable ) untuk mengizinkan terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda, baik lintas unit cross-section maupun antar unit waktu. Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah dengan mengizinkan intercept bervariasi antar unit cross-section namun tetap mengasumsikan bahwa slope koefisien adalah konstan antar unit cross-section . Pendekatan ini dimana slope coefficents constant tetapi memiliki intercept yang berbeda-beda di setiap individu, dalam literatur dikenal dengan sebutan model efek tetap ( fixed effect model atau FEM ).

Pooled Least Square (PLS)

Pendekatan yang paling sederhana dalam pengolahan data panel adalah dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa atau sering disebut Pooled Least Square (PLS) yang diterapkan dalam data yang berbentuk pool . Misalkan terdapat persamaan berikut ini: Y it = a + b X it + e it                        untuk i =   1, 2, . . . , N dan t = 1, 2, . . ., T dimana N adalah jumlah unit cross-section (individu) dan T adalah jumlah periode waktunya. Dengan mengasumsikan komponen error dalam pengolahan Ordinary Least Square ( O LS) , kita dapat melakukan dua proses estimasi, pertama secara terpisah untuk setiap unit cross-section atau untuk setiap time-series . Kedua dengan mengabungkan antara cross dan time lalu diestimasi secara bersamaan.

Pengenalan Data Panel

Gambar
Data dibagi menjadi dua garis besar yaitu time - series dan cross-section . Gabungan antara dua itu adalah data panel. Atau dapat dikatakan, data panel merupakan data yang memiliki cross-sectional unit yang sama (contohnya survey data keluarga atau perusahaan) dan dilakukan setiap waktu. (Gujarati, 2003)  Jika dimasukkan dalam Stata maka format data panel seperti berikut: