Ekonom Ramalkan Inflasi Oktober Tembus 0,1 Persen

CNN_Inflasi_Akbar Suwardu
Sumber: CNN
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah ekonom meramalkan tingkat harga bulan Oktober akan mengalami kenaikan atau inflasi. Pada periode yang sama tahun lalu, tingkat harga mengalami deflasi sebesar 0,08 yang dipicu oleh penurunan harga kelompok bahan makanan.

Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede memperkirakan, secara bulanan, inflasi Oktober berada di level 0,13 persen (month-to-month/mtm). Inflasi ini dipicu oleh kenaikan harga yang diatur pemerintah (administered prices) berupa kenaikan tarif kereta api listrik (KRL), tarif listrik, dan tarif tol yang secara keseluruhan menyumbang tambahan inflasi bulanan sekitar 0,05 hingga 0,06 persen.
Sebagai pengingat, bulan lalu, pemerintah memutuskan menaikan tarif KRL sebesar Rp1.000 dari Rp2.000 per 1-25 kilometer pertama menjadi Rp3.000 per 1-25 kilometer pertama.

Berikutnya, PT PLN juga menetapkan kenaikan tarif untuk 12 golongan pelanggan yang telah menerapkan skema tarif penyesuaian atau Tariff Adjustment/ (TA).

Tak hanya itu, tarif tol di tiga ruas jalan yaitu Sedyatmo (Tol Bandara Soekarno Hatta), Jakarta-Cikampek, dan Kertosono-Mojokerto seksi I, juga mengalami kenaikan.

Sementara, harga komoditas pangan cenderung turun bulan lalu kecuali harga beras yang mengalami inflasi 0,54 persen (mtm), cabai merah (14,4 persen), dan cabai merah keriting (13 persen).

“Tren kenaikan inflasi bulanan cenderung akan meningkat lagi pada akhir tahun seiring kenaikan permintaan menjelang Natal dan tahun baru, namun cukup terkendali di kisaran 3 sampai 3,1 persen (yoy),” kata Josua melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (31/10).

Secara tahunan, Josua memperkirakan inflasi Oktober berada di level 3,3 persen (year-to year) dengan inflasi inti (core inflation) sebesar 3,23 persen.

Akbar Suwardi, ekonom PT Bank Rakyat Indonesia Tbk meramalkan tingkat harga di bulan lalu mengalami inflasi sebesar 0,1 persen (mtm) dan 3,26 persen (yoy). Inflasi inti diperkirakan ada di level 3,23 persen (yoy).

“Meskipun inflasi Oktober secara tahunan sudah ada di level 3,26 persen tetapi kami optimistis akhir tahun inflasi akan menuju ke 3 persen. Meskipun pasokan (supply) sudah cukup bagus tetapi permintaan (demand) takutnya belum bergerak,” ujarnya.

Senada dengan Josua, Akbar menilai, inflasi bulan lalu dipicu oleh kenaikan admistered price yang berasal dari kenaikan tarif tol, tarif listrik, dan tarif KRL.

“Kalau untuk harga pangan bergejolak menurut pantauan kami [yang naik] hanya cabai, dan sejenis cabai, sisanya stabil,” kata Akbar.

Sementara, faktor yang menekan inflasi diantaranya harga daging sapi dan harga daging ayam.

Ekonom PT Bank Mandiri Tbk, Andry Asmoro, memperkirakan inflasi bertengger di level 0,12 persen (mtm) atau 3,28 persen (yoy) dengan inflasi inti sebesar 3,2 persen (yoy).

“Makanan masih deflasi 0,03 persen tetapi ada kenaikan tarif KRL, 2 jalan tol, sama listrik yang tidak besar efeknya. Hitungan kasarnya dampak ke inflasi sekitar 0,04 persen tetapi jadinya menaikkan angka keseluruhan,” ujarnya.

Andry meramalkan akhir tahun ini inflasi akan bertengger di level 3,3 persen.

Selanjutnya, David Sumual, ekonom PT Bank Central Asia Tbk, memprediksi inflasi bulan lalu ada di level 0,14 persen (mtm) dan 3,3 persen (yoy). Hal ini dipicu oleh kenaikan harga yang diatur pemerintah yang diiringi dengan stabilisasi harga komoditas pangan


“Secara musiman inflasi Oktober biasanya lebih rendah dibandingkan inflasi September dan Agustus,” kata David.

Melihat perkembangan hingga Oktober, David memperkirakan inflasi pada akhir tahun ini akan mengarah ke 3 persen.

“Kalau November inflasinya masih rendah juga, saya perkirakan inflasi bahkan bisa di bawah 3 persen,” jelasnya.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) baru akan mengumumkan inflasi Oktober siang ini.

, CNN Indonesia 
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20161101093215-78-169292/ekonom-ramalkan-inflasi-oktober-tembus-01-persen/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Linear Probability Model (LPM), Logit Model, dan Probit Model (Normit Model) dengan STATA (2011)

Random Effect Model (REM)

Ordinary Least Square (OLS) dengan STATA (2011)