Random Effect Model (REM)


Walaupun FEM atau LSDV mudah untuk diaplikasikan, tidak dapat dipungkiri penerapannya akan menimbulkan konsekuensi (trade off) yang mungkin cukup mahal. Penambahan dummy variables ke dalam model dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi.

Menurut Gujarati (2003), jika dummy variables adalah untuk merepresentasikan ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya, maka kita dapat menggunakan disturbance term untuk merepresentasikan ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Hal ini dikenal sebagai model efek acak (random effect model atau REM).
Ide dasar Random Effect  (REM) dapat dimulai dari persamaan:

Yit = ai + b1 X1it +b2 X2it + uit

Dengan memperlakukan ai sebagai fixed, kita mengasumsikan bahwa konstanta adalah variabel acak dengan nilai rata-rata a. Dan nilai konstanta untuk masing-masing unit cross-section dapat dituliskan sebagai:

ai = a + ii = 1, 2, ..., N

dimana i adalah random error term dengan nilai rata-rata adalah nol dan variasi adalah 2 (konstan).  Secara esensial, kita ingin mengatakan bahwa semua individu yang masuk ke dalam sampel diambil dari populasi yang lebih besar dan mereka memiliki nilai rata-rata yang sama untuk intercept (a) dan perbedaan individual dalam nilai intercept setiap individu akan direfleksikan dalam error term ( ui).

Dengan demikian persamaan REM awal dapat dituliskan kembali menjadi:

Yit = ai + b1 X1it +b2 X2it + i+ uit
Yit = ai + b1 X1it +b2 X2it + wit
dimana
wit = i + uit

Error term kini adalah wit yang terdiri dari i dan uit. i adalah cross-section (random) error component, sedangkan uit adalah combined error component. Untuk alasan inilah, REM sering juga disebut error components model (ECM).

Asumsi yang  gunakan, Gujarati (2003), ketika menggunakan Random Effect  (REM) adalah:

i~N (0, 2 )
uit ~N (0, 2u)
E(i, uit) = 0 E(i , j) (i ≠ j)
E(uit uis) = E(uit ujt) = E(uit ujs) = 0 (i ≠ j ; t ≠ s)

dimana hal tersebut menyatakan bahwa individual error components tidak berkoleralasi dengan individu lainnya dan tidak ada autocorrelated across individu (unit) antara  cross-section dan time-series.

Perbedaan utama antara FEM dan REM terletak pada perlakuan terhadap intercept. Pada FEM setiap unit cross-section memiliki nilai intercept tersendiri yang fixed. Sedangkan pada REM intercept a merepresentasikan nilai rata-rata dari seluruh cross-sectional intercept dan error components (ui) merepresentasikan deviasi acak intercept individu dari nilai intercept rata-rata. Perlu untuk diingat bahwa ui tidak secara langsung diobservasi, ui adalah unobservable variable

 Sumber: Gujarati, Damodar. 2006. Basic Econometrics. McGraw-Hill

Komentar

  1. kalau model kita menunjukkan menggunakan REM haruskah uji asumsi BLUE lagi? Kalau tidak, argumennya apa?

    BalasHapus
  2. Halo Elsa..

    Menurut sy perlu. Tetapi Uji BLUE nya cukup Multicoll saja, sedangkan Autocol dan Hetero tdk perlu karena secara teori estimasi yg digunakan untuk REM adalah GLS.

    Kenapa GLS? Karena model REM menggunakan disturbance term. Dan perlu diingat pula asumsi error saat menggunakan REM.

    Bukti estimasi REM menggunakan GLS? Secara gampang itu dapat dibuktikan dari output stata terdapat tulisan GLS estimation dipojok kiri atas..

    Semoga membantu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks kak.
      Kenapa penjelasannya ga ditulis di skripsi? :p hehe..

      Anw, goodluck di tanah rantau

      Hapus
  3. Sama-sama..

    Ditulis kok, coba liat di bab analisis. Hasil estimasi setiap model dijelasin. Wahh baca skripsi aye juga nh..Alhamdulillah, ada yg baca..

    Amiinn..terimakasih sa..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Linear Probability Model (LPM), Logit Model, dan Probit Model (Normit Model) dengan STATA (2011)

Ordinary Least Square (OLS) dengan STATA (2011)